Wednesday, January 25, 2006

Ke ladang pembantaian

Pagi ini, bagaikan kambing kebakaran jenggot (ini didramatisir yah-red), aku menerima dan membaca pemberitahuan mengenai angka keuangan dari salah satu divisi di bawah kendali atasanku.

Yah, ada perbedaan sih...hanya masalah angka...tetapi nol-nya ada sembilan! Itu artinya Rp. 1 miliar!!! Woow...ckckckck (kalo didepositokan aku tinggal ongkang2 kaki ajah bisa hidup yaks...hehehehe)

Langsung aku telp tukang catat angka untuk menanyakan perbedaan angka yang terjadi. Walhasil....ketahuanlah bahwa e-mail yang aku kirim ke orang tersebut tertanggal 25 Nopember 2005 (2 bulan yang lalu!!!) ternyata tidak sampai (tanpa pemberitahuan dari sistem) sehingga pencatat angka itu menggunakan data yang lama, bukan yang terbaru.


Setelah mendiskusikan mengenai jalan keluar yang terbaik serta berbicara dengan divisi tsb akhirnya sampailah kami pada satu kesimpulan bahwa aku harus pergi ke.........ladang pembantaian!!! (menghadap atasan-red). Bagaimana aku harus menjelaskan kepada bos yah??


Aku telp sekretaris atasanku dahulu. Setelah menjelaskan duduk perkaranya...eh si Mbak bisa mengerti n support banget supaya aku menjelaskan hal ini kepada atasanku (ini karena si Mbak sayang ma aku seh (as brother loh - dia anggap aku adiknya)....hehehe). Kemudian aku tanyakan mengenai "cuaca" di lt 8 (mood atasanku - awak di lt 4), ternyata tidak MENDUNG tapi CERAH pun tidak. MAK JANG!!! Gimana neh?? Bisa kena semprot awak. Satu hal yang pasti, konduiteku sudah ga excellent neh :(


Akhirnya aku putuskan ke atas - KE LADANG PEMBANTAIAN!!!
Aku berdoa didalam hati kepada TUHAN supaya aku diberikan hikmat untuk berbicara kepada bos untuk mengakui kesalahan...hiks. Setelah menunggu 45 menit di luar ruangan si bos, sambil bincang2 dengan si Mbak dengan wajah sikit stress, akhirnya aku pun masuk ke ruangan bos sambil membayangkan...mmm....seperti domba yang pasrah dibawa ke ladang pembantaian ....mbeeeek...mbeek...mbeeek




Setelah menjelaskan ini itu kepada bos, sambil merasakan adanya hawa pembunuhan itu (kekekekek),...eh..syukurnya...si bos bisa ngerti n minta aku untuk segera menjernihkan perbe
daan angka tersebut, baik antara divisi dengan si pencatat angka.


Akhirnya, masalah ini bisa clear juga n malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak - tanpa memikirkan angka 1 dengan sembilan nol-nya hahahaha......zzzzzzz


Melalui peristiwa ini aku diajarkan to be more be carefull in the future when sending important data.


Terima kasih untuk satu pelajaran yang kudapat hari ini, TUHAN :)